Saturday, November 19, 2005

SMS Lebaran

Singkat tapi berkesan. Begitulah SMS lebaran.
Berikut beberapa SMS lebaran unik/lucu yang saya terima tahun ini.

#1
Mang Diran beli ikan patin.
Met lebaran maaf lahir batin.

#2
Awan…
Melati…
Salju…
Susu…
Kapas…
Vanila…
Hati kita semoga seputih itu…
Minal aidin wal faidzin, maaf lahir & batin…

#3
Ma’ap…
Bukannya saya mau ngganggu.
Ma’ap…
Bukannya saya mau ikut-ikutan juga.
Tapi ma’ap…
Saya bener-bener mau minta ma’ap…
Kan Idul Fitri…
Ma’ap… lahir batin ya.

#4
Dear friend,
if Jennifer Anniston can forgive Brad Pitt,
or Nia Daniaty can forgive Farhat…
Why can’t you?

#5
Beli es di warung Bu Rima.
Taruh di piring santap bersama.
SMS (lebaran) sudah saya terima.
Teriring pula maksud yang sama.

#6
Barangsiapa minta maaf lewat sms,
maka ia akan disiksa di hari pembayaran pulsa.
Mohon maaf tidak kirim parsel karena dilarang KPK.
Mohon maaf atas segala kekhilafan.

#7
Hati kadang tak sebening XL,
tak secerah MENTARI.
FREN, aku mohon SIMPATI-mu
untuk BEBAS-kan aku dari sgala dosa.
Mohon ma’afkan lahir dan batin ya.

#8
Dhahar kupat kuahipun santen.
Menawi wonten lepat nyuwun pangapunten.
Selamat hari raya Idul Fitri 1426 H,
mohon maaf lahir & batin.

#9
Ambil galah metik rambutan.
Kalo ada salah kata n perbuatan mohon dimaafkan.
Taqabbalallahu minna wa minkum.
Taqabbal yaa kariim…

#10
Songo papat, limo enem.
Menawi lepat, nyuwun pangapunten.
Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

#11
Assalamualaikum.
Gue tau elu semue punye saleh ame gue.
Tapi gue ndiri juga banyak salehnye ame elu pade.
Jadi gimane kalo kite salin maafin.
Afdol ye…
Wassalam.

#12
Seiring gemuruh takbir,
jagad raya bertasbih.
Desir angin kemenangan berhembus
tuk sampaikan maaf atas segala dosa dan khilaf yang tertoreh.
Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

#13
Sebening & sesejuk air wudhu, sesuci Al Quran,
semerdu alunan zikir, seindah sholat 5 waktu.
Mohon maaf lahir batin.
Semoga silaturahmi selalu di hati.
Selamat Idul Fitri 1426 H.

#14
(>-<)
(‘o’, )
(,)”)”)
Can I stay here in your “Inbox”
& wait ‘till Idul Fitri,
so I’ll be the first to greet you
Taqabbalallahu minna wa minkum.
Mohon maaf lahir & batin.

#15
Sebelum Ramadhan usai,
Sebelum Idul Fitri tiba,
Sebelum sinyal hilang,
Sebelum operator sibuk,
Sebelum SMS pending,
“Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin”.


Thanks to Iggi, Nanang, Slamet Wibowo, Yaya, Mila Novita, Bimo Hasnan, Adhi Setyo, Carlita, Rini Yulius, Indri, Kokko, Umar Abdullah, Wahyu, Lala, & Sandra.

Friday, November 11, 2005

Rindu!

Assalaamu'alaykum...

Halah halah, udah bulan Syawal aja ya? Artinya selama Ramadhan kemarin saya nggak update blog ini sama sekali. Ck ck ck. Ke mane aje loe Met? Sebenarnya sih kesibukan ya rumah-kantor-kampus aja. Mestinya bisa disempatkan menulis. Tapi setiap kali kepingin bikin posting, dorongan untuk mengerjakan hal lain lebih riuh mengetuk hati. Jadilah baru sekarang saya menulis lagi.

Kepada teman-teman sesama muslim, saya mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri. Selamat menggapai hari kemenangan setelah sebulan melaksanakan ibadah shaum Ramadhan sebagaimana diperintahkan Allah SWT kepada orang-orang beriman. Semoga seluruh rangkaian amal ibadah kita pada bulan tersebut diterima Allah dan semoga pula Allah mengampuni segala dosa kita sehingga kita kembali fitri. Amiin.

Alhamdulillah, rasanya Ramadhan tahun ini bagi saya lebih baik dibanding tahun lalu. Meski ritme pekerjaan kantor cenderung tak berubah (lembur tetap jalan, euy!), suasana khidmat Ramadhan entah kenapa lebih terasa di hati, sehingga ketika Ramadhan berakhir, ada perasaan duka menyelinap di jiwa. Mungkin gema Ramadhan yang membahana di televisi, radio, dan berbagai media lainnya dalam bentuk syiar dakwah para ustadz yang lebih gencar; adzan lima waktu yang biasanya dilewatkan begitu saja kini terdengar merdu di telinga; suara Dian Sastrowardoyo di radio kesukaan saya membacakan tulisan Mbak Neno Warisman membawa pikiran saya sejenak melihat ke dalam diri; atau nasyid yang di luar Ramadhan tak pernah terdengar, selama Ramadhan sering teralun merdu. Belum lagi berkumpulnya keluarga ketika makan sahur dan terkadang pada saat berbuka. Semuanya meski terlihat sebagai hal-hal kecil tapi mungkin merupakan hal-hal utama yang menambah kekhusyukan jiwa menyelami makna dan manfaat Ramadhan.

Lebih jauh lagi, Ramadhan tahun ini rasanya saya bisa sedikit lebih baik dalam meningkatkan ilmu sabar saya. Tahun-tahun belakangan memang banyak cobaan dan ujian membayangi hidup saya. Tak pelik-pelik amat, memang, tapi toh tetap dibutuhkan banyak kadar kesabaran untuk menghadapinya. Dengan shaum Ramadhan, jiwa ini seperti diingatkan kembali untuk selalu berserah diri pada Sang Ilahi Rabbi. Yah, ke mana lagi kita meminta kalau tidak kepada Yang Maha Menguasai atas segala sesuatu? Ibadah tarawih di penghujung malam turut menguatkan ikhtiar hati. Tetes air mata ketika bersujud pun termaknai sebagai wujud upaya ikhlas hati atas perjalanan hidup yang telah tergaris.

Allahu Rabbi, baru saja berpisah dengan Ramadhan, telah rindu pula saya untuk menyambutnya lagi! Ah, tak salah bila banyak yang berharap Ramadhan hadir sepanjang tahun. Moga Allah sudi memanjangkan usia kita agar kita dapat bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Amiin.

To All: For all my mistakes and wrongdoings, please kindly forgive. Thank you!