Tuesday, September 21, 2004

Saya Geli


Saya geli
ada narapidana dan petinggi Polri
bisa asyik nongkrong bareng di Starbucks

Saya geli
Indonesia kecolongan bom dua kali
sepertinya di dunia yang luas ini
tidak ada tempat lain untuk dibom
selain Indonesia

Saya geli
rekaman wawancara tidak bisa dijadikan bukti
Kata jaksa, "Yang diadili di sini bukan suara."*

Saya geli
ketua partai korup yang dulu disanjung-sanjung
sekarang diancam dilengserkan oleh (mantan) penyanjungnya

Saya geli
demi kepentingan perut dan partai
kawan jadi lawan, lawan jadi kawan**

Saya geli
dulu teman saya golput
dahi saya langsung berkerut,
sekarang saya manggut-manggut
karena saya juga jadi golput***


*Pengadilan kasus Tempo vs Tommy Winata.
**Kasus penonaktifan anggota Partai Demokrat (PD) yang duduk di DPRD DKI Jakarta terkait dengan gagalnya calon dari Partai Keadilan Sejahtera menduduki kursi ketua akibat pengalihan suara anggota PD ke kubu kandidat dari partai beringin.
***Rasionalitas berpikir: Jika ada hak memilih, tentu ada pula hak untuk tidak memilih, bukan? Yang penting penggunaannya dilakukan dengan penuh kesadaran.


4 comments:

Unknown said...

...Sad to admit, but life in Indonesia is becoming more and more like a 'dagelan'. A really really sad 'dagelan'.

Isman H. Suryaman said...

As long as you can still smile about it. :)

Andi Purwanto said...

saya nggak cuma geli, tapi terpingkal-pingkal

metty said...

meta:
What's worst, I think Indonesia was partly made of dagelan.

the fool:
:)

Andi:
wah, jangan sampai jatuh dr bangku ya bung, gara2 ketawa melihat kelakuan bangsa kita.